Kalau sebelumnya kita sering membicarakan mengenai penemuan-penemuan teknologi, sedikit melalui tulisan ini saya mengajak sobat semua untuk menengok perkembangan teknologi di indonesia jika dibandingkan dengan India. Tentu anda sudah membaca artikel saya tentang Sixhtsense Technology sebuah penemuan besar yang mengemparkan dunia oleh Pranav Mistry pemuda dari India. Bagaimana India bisa sehebat itu dan bagaimana dengan Indonesia. Sekarang mari kita tengok Problem perkembangan teknologi di Indonesia.
Indonesia..!! siapa pun pemimpinnya, masalah bangsa tetap datang bertubi-tubi. Gonta-ganti pimpinan tetap saja masalah datang silih berganti. Kenyataan ini bisa dilihat secara kasat mata baik melalui media elektronik maupun surat kabar. Bangsa ini masih dihadapkan pada realitas permasalahan bangsa yang sangat besar. Realitas di bidang hukum, budaya korupsi merebak semakin kronis dan sistemik, makelar kasus terbukti merajalela. Pengungkapan kasus tersangka mafia pajak terus dilakukan dan berbagai kasus penyimpangan hukum lainnya, semua benar-benar mengikis kepercayaan rakyat pada kepemimpinan nasional. Akibatnya meskipun proses hukum masih berjalan, timbul kekhawatiran masyarakat bahwa semua itu hanyalah sebuah skenario konspirasi besar. Bahkan pers yang selama ini dianggap sebagai salah satu media yang mengawasi jalannya proses hukum, tercium indikasi ada di dalam skenario tersebut.
Tidak hanya itu realitas permasalahan di bidang pertahanan dan keamanan juga sangat memilukan. Bangsa ini di mata dunia identik dengan raksasa rapuh. Rumah megah bangsa seolah tidak berpagar. Kapal-kapal asing bebas keluar masuk menjarah ikan di perut laut pedalaman. Bahkan negara tetangga tanpa rasa takut memindahkan patok-patok batas negara. Maklum, peralatan perang tentara Indonesia yang ketinggalan jaman.
Sedangkan di bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat, siapapun pemimpinnya angka kemiskinan tinggi, pendidikan dan kesehatan mahal. pengangguran meningkat, anak-anak kekurangan gizi menambah berat beban penderitaan rakyat. Kenyataan lain, kita dihadapkan dengan harga-harga kebutuhan yang melonjak, tarif listrik terus meningkat namun tidak diikuti oleh peningkatan pelayanan, ongkos transportasi mahal, bencana akibat ulah manusia semakin marak, tingkat kecelakaan jalan raya meningkat sebagai akibat buruknya infrastruktur jalan raya, dimana-mana ditemukan jalan rusak. Siapapun gubernurnya, Jakarta tetap macet, bahkan tidak hanya di Jakarta di berbagai daerah selalu dilanda banjir ketika musim hujan tiba, dan berbagai masalah lainnya.
Kenapa itu semua terjadi? tentu jawabannya tidak mudah, banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Namun demikian, ada satu faktor mendasar yang layak untuk disoroti sebagai penyebab itu semua yaitu peran kepemimpinan nasional. Kegagalan para memimpin bangsa ini paling tidak memiliki peran pemicu berbagai masalah yang tidak kunjung selesai. Janji-janji perbaikan semasa kampanye hanya sebuah janji semata. Peran kepemimpinan nasional yang seharusnya berada pada garis depan untuk mengatasi berbagai masalah bangsa ini, justru dihadapkan dengan berbagai permasalahan tersendiri. Tidak mengherankan jika akhirnya masalah-masalah yang membelit bangsa ini jadi bertumpuk dan tidak pernah diselesaikan. Kepemimpinan yang ada hanya sibuk membangun benteng kekuasaan dengan permainan citra. Semua masalah bangsa diselesaikan dengan retorika, iklan di media massa atau membangun karisma di mata masyarakat tanpa ada penyelesaian masalah secara konkret.
Konteks kepemimpinan nasional yang dimaksud tentu tidak hanya menyentuh level kepala negara, wakil kepala negara, menteri, anggota DPR atau gubernur semata namun seluruh komponen bangsa yang memiliki wewenang untuk mengambil kebijakan yang dapat mempengaruhi perbaikan bangsa atau sebaliknya. Jelas bangsa ini tidak membutuhkan pemimpin yang memiliki kekuasaan atau menciptakan kekuasaan, tetapi yang dibutuhkan adalah pemimpin yang mampu menciptakan sebuah sistem, pemimpin nasional yang mengetahui perannya dalam menciptakan sebuah sistem solutif untuk perbaikan bangsa. Lalu pertanyaannya solusi yang bagaimana?
Jika belajar dari pengalaman India, sebuah Negara yang ketika tahun 2001 masih tergolong sebagai negara yang padat penduduknya dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi, bahkan tingkat kesejahteraan masih di bawah Indonesia. Namun demikian dengan komitmen yang tinggi pemerintah nasional india untuk mendorong kemajuan dan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan berbagai sektor kehidupan berbangsa dan bernegaranya, hasilnya, kini laju perekonomian india meningkat secara signifikan, bahkan india menjadi salah satu raksasa Asia yang diprediksikan akan bersaing dengan dominasi China. IPTEK terbukti meningkatkan perekonomian di India, IPTEK meningkatkan kesejahteraan, IPTEK meningkatkan taraf pendidikan, IPTEK terbukti mampu turut serta memperbaiki berbagai sektor kehidupan.
Bagaimana dengan IPTEK di Indonesia? Berbeda dengan India dan China, perkembangan IPTEK Indonesia memang masih memprihatinkan. Realitas yang memprihatinkan itu bukan dilihat dari prestasi beberapa bidang IPTEK yang telah dicapai selama ini seperti mendapat medali emas pada International Exhibition of Invention New Technique and Product, memperoleh The First Step to Nobel Prize di bidang fisika tingkat SMA, temuan alat pengukur curah hujan oleh LIPI, temuan aplikasi teknologi DNA, temuan bibit padi unggul, temuan vector medan laju percepatan gerakan lempeng tektonik akibat maraknya bencana gempa bumi di Indonesia, rancang bangun pesawat remotely piloted vehicle, memperoleh penghargaan internasional Fellowship L'Oreal-Unesco for Woman in Science dan masih banyak lagi lainnya, terlebih lagi di bidang TI banyak sekali pemuda Indonesia yang telah menghasilkan berbagai macam perangkat lunak buatan dalam negeri, yang memang semua itu perlu disyukuri.
Tetapi keprihatinan itu muncul justru ketika pergerakan dampak perkembangan IPTEK memang tidak segaris lurus dengan penciptaan kesejahteraan masyarakat dalam kerangka kebijakan IPTEK secara nasional.
Pertanyan selanjutnya, apakah IPTEK sebagai satu-satunya solusi permasalahan bangsa? Tentu tidak, bukan IPTEK sebagai satu-satunya solusi, Namun lebih tepatnya adalah IPTEK sebagai salah satu solusi dan sarana. Tapi bagaimana menjadi solusi jika IPTEK tidak diberikan kesempatan di garis depan mengatasi permasalahan bangsa sebagaimana di India, China, singapura atau Malaysia?. Disinilah titik permasalahannya. Kerangka IPTEK yang seharusnya dalam bingkai kesejahteraan masyarakat, terdistorsi karena lemahnya penggerak arah kebijakan IPTEK dalam hal ini kepemimpinan nasional.
Atas dasar hal itu maka diperlukan peran kepemimpinan nasional yang mampu menciptakan sebuah sistem untuk memberikan kesempatan atas kemajuan IPTEK dalam mengatasi permasalahan bangsa. Melalui tulisan ini akan sedikit saya berikan uraian bagaimana peran kepemimpinan nasional dalam mendukung IPTEK untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informasi, berlangsung amat cepat dan harus bisa diantisipasi. Kemajuan IPTEK yang amat spektakuler, memaksa semua pihak untuk mampu menguasai dan mengembangkannya. Tanpa kemampuan menguasai dan mengembangkan IPTEK, bangsa Indonesia bukan saja akan ketinggalan dari bangsa-bangsa lain di dunia, tetapi juga bisa menjadi objek eksploitasi secara teknologis oleh bangsa lain. Selain perdagangan, IPTEK merupakan kekuatan utama yang mampu menggerakkan globalisasi. Kemajuan iptek merupakan salah satu indikator dan parameter tinggi-rendahnya peradaban sebuah bangsa.
Di Negara-negara maju peranan IPTEK menjadi perhatian utama dalam menjawab permasalahan pembangunan bangsa dan meningkatan pertumbuhan ekonominya.
Pada negara maju, kebijakan ekonomi dan kebijakan IPTEK semakin terintegrasi dan diselaraskan untuk meningkatkan daya saing nasional. Hal tersebut bertolak belakang dengan yang terjadi pada Indonesia, Indeks daya saing Indonesia menurut global competiveness index (GCI) yang dimuat dalam The Global Competiveness Report 2008--2009 yang diterbitkan oleh World Economic Forum pada tahun 2008, menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat 55 dari 134 negara. Salah satu dari 12 pilar daya saing yang diukur oleh badan ini adalah daya inovasi suatu bangsa, yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 47.
Secara spesifik menurut laporan itu, daya inovasi Indonesia terkendala oleh beberapa hal, yaitu:
1. kapasitas inovasi nasional yang masih rendah
2. kolaborasi antara universitas, litbang, dan industri yang masih perlu dibangun
3. penggunaan paten sebagai alat perlindungan hak cipta penemu dan sekaligus alat untuk diseminasi teknologi yang perlu dibangun lebih baik
4. Kendala lain yang penting adalah dukungan pemerintah dalam bentuk pembelian teknologi canggih hasil litbang dalam negeri (government procurement of advanced technology product) yang masih rendah.
Tantangan yang nyata dan serius yang dihadapi oleh kepemimpinan di masa depan ialah tantangan membangun masyarakat berpengetahuan (knowledge society). Membangun masyarakat berpengetahuan adalah membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mempunyai visi dan wawasan IPTEK sebagai bekal untuk menghadapi masa yang akan datang. Tanpa berbekal visi dan wawasan IPTEK, akan sulit bagi bangsa Indonesia untuk bisa survive dalam memasuki era global yang penuh tantangan dan sangat kompetitif itu.
Sebetulnya Indonesia telah memiliki visi IPTEK tahun 2025 yang nampak ideal sesuai dengan cita-cita bangsa yang mengidamkan kehidupan masyarakat yang sejahtera. Visi IPTEK 2025 menyatakan bahwa IPTEK sebagai kekuatan utama peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan dan peradaban bangsa. Namun sayangnya visi itu sampai saat ini belum menjadi ruh bagi bergeraknya IPTEK di Indonesia.
Fakta-fakta tersebut di atas menunjukkan bahwa untuk meningkatkan IPTEK di Indonesia diperlukan upaya solutif yang komprehensif untuk mewujudkan secara nyata peran-peran kepemimpinan nasional untuk meningkatkan daya saing melalui peningkatan daya inovasi suatu bangsa. Penulis mendefinisikan tiga peran nyata kepemimpinan nasional untuk meningkatkan kemajuan IPTEK dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bangsa, meliputi:
Tidak hanya itu realitas permasalahan di bidang pertahanan dan keamanan juga sangat memilukan. Bangsa ini di mata dunia identik dengan raksasa rapuh. Rumah megah bangsa seolah tidak berpagar. Kapal-kapal asing bebas keluar masuk menjarah ikan di perut laut pedalaman. Bahkan negara tetangga tanpa rasa takut memindahkan patok-patok batas negara. Maklum, peralatan perang tentara Indonesia yang ketinggalan jaman.
Sedangkan di bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat, siapapun pemimpinnya angka kemiskinan tinggi, pendidikan dan kesehatan mahal. pengangguran meningkat, anak-anak kekurangan gizi menambah berat beban penderitaan rakyat. Kenyataan lain, kita dihadapkan dengan harga-harga kebutuhan yang melonjak, tarif listrik terus meningkat namun tidak diikuti oleh peningkatan pelayanan, ongkos transportasi mahal, bencana akibat ulah manusia semakin marak, tingkat kecelakaan jalan raya meningkat sebagai akibat buruknya infrastruktur jalan raya, dimana-mana ditemukan jalan rusak. Siapapun gubernurnya, Jakarta tetap macet, bahkan tidak hanya di Jakarta di berbagai daerah selalu dilanda banjir ketika musim hujan tiba, dan berbagai masalah lainnya.
Kenapa itu semua terjadi? tentu jawabannya tidak mudah, banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Namun demikian, ada satu faktor mendasar yang layak untuk disoroti sebagai penyebab itu semua yaitu peran kepemimpinan nasional. Kegagalan para memimpin bangsa ini paling tidak memiliki peran pemicu berbagai masalah yang tidak kunjung selesai. Janji-janji perbaikan semasa kampanye hanya sebuah janji semata. Peran kepemimpinan nasional yang seharusnya berada pada garis depan untuk mengatasi berbagai masalah bangsa ini, justru dihadapkan dengan berbagai permasalahan tersendiri. Tidak mengherankan jika akhirnya masalah-masalah yang membelit bangsa ini jadi bertumpuk dan tidak pernah diselesaikan. Kepemimpinan yang ada hanya sibuk membangun benteng kekuasaan dengan permainan citra. Semua masalah bangsa diselesaikan dengan retorika, iklan di media massa atau membangun karisma di mata masyarakat tanpa ada penyelesaian masalah secara konkret.
Konteks kepemimpinan nasional yang dimaksud tentu tidak hanya menyentuh level kepala negara, wakil kepala negara, menteri, anggota DPR atau gubernur semata namun seluruh komponen bangsa yang memiliki wewenang untuk mengambil kebijakan yang dapat mempengaruhi perbaikan bangsa atau sebaliknya. Jelas bangsa ini tidak membutuhkan pemimpin yang memiliki kekuasaan atau menciptakan kekuasaan, tetapi yang dibutuhkan adalah pemimpin yang mampu menciptakan sebuah sistem, pemimpin nasional yang mengetahui perannya dalam menciptakan sebuah sistem solutif untuk perbaikan bangsa. Lalu pertanyaannya solusi yang bagaimana?
Jika belajar dari pengalaman India, sebuah Negara yang ketika tahun 2001 masih tergolong sebagai negara yang padat penduduknya dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi, bahkan tingkat kesejahteraan masih di bawah Indonesia. Namun demikian dengan komitmen yang tinggi pemerintah nasional india untuk mendorong kemajuan dan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan berbagai sektor kehidupan berbangsa dan bernegaranya, hasilnya, kini laju perekonomian india meningkat secara signifikan, bahkan india menjadi salah satu raksasa Asia yang diprediksikan akan bersaing dengan dominasi China. IPTEK terbukti meningkatkan perekonomian di India, IPTEK meningkatkan kesejahteraan, IPTEK meningkatkan taraf pendidikan, IPTEK terbukti mampu turut serta memperbaiki berbagai sektor kehidupan.
Bagaimana dengan IPTEK di Indonesia? Berbeda dengan India dan China, perkembangan IPTEK Indonesia memang masih memprihatinkan. Realitas yang memprihatinkan itu bukan dilihat dari prestasi beberapa bidang IPTEK yang telah dicapai selama ini seperti mendapat medali emas pada International Exhibition of Invention New Technique and Product, memperoleh The First Step to Nobel Prize di bidang fisika tingkat SMA, temuan alat pengukur curah hujan oleh LIPI, temuan aplikasi teknologi DNA, temuan bibit padi unggul, temuan vector medan laju percepatan gerakan lempeng tektonik akibat maraknya bencana gempa bumi di Indonesia, rancang bangun pesawat remotely piloted vehicle, memperoleh penghargaan internasional Fellowship L'Oreal-Unesco for Woman in Science dan masih banyak lagi lainnya, terlebih lagi di bidang TI banyak sekali pemuda Indonesia yang telah menghasilkan berbagai macam perangkat lunak buatan dalam negeri, yang memang semua itu perlu disyukuri.
Tetapi keprihatinan itu muncul justru ketika pergerakan dampak perkembangan IPTEK memang tidak segaris lurus dengan penciptaan kesejahteraan masyarakat dalam kerangka kebijakan IPTEK secara nasional.
Pertanyan selanjutnya, apakah IPTEK sebagai satu-satunya solusi permasalahan bangsa? Tentu tidak, bukan IPTEK sebagai satu-satunya solusi, Namun lebih tepatnya adalah IPTEK sebagai salah satu solusi dan sarana. Tapi bagaimana menjadi solusi jika IPTEK tidak diberikan kesempatan di garis depan mengatasi permasalahan bangsa sebagaimana di India, China, singapura atau Malaysia?. Disinilah titik permasalahannya. Kerangka IPTEK yang seharusnya dalam bingkai kesejahteraan masyarakat, terdistorsi karena lemahnya penggerak arah kebijakan IPTEK dalam hal ini kepemimpinan nasional.
Atas dasar hal itu maka diperlukan peran kepemimpinan nasional yang mampu menciptakan sebuah sistem untuk memberikan kesempatan atas kemajuan IPTEK dalam mengatasi permasalahan bangsa. Melalui tulisan ini akan sedikit saya berikan uraian bagaimana peran kepemimpinan nasional dalam mendukung IPTEK untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informasi, berlangsung amat cepat dan harus bisa diantisipasi. Kemajuan IPTEK yang amat spektakuler, memaksa semua pihak untuk mampu menguasai dan mengembangkannya. Tanpa kemampuan menguasai dan mengembangkan IPTEK, bangsa Indonesia bukan saja akan ketinggalan dari bangsa-bangsa lain di dunia, tetapi juga bisa menjadi objek eksploitasi secara teknologis oleh bangsa lain. Selain perdagangan, IPTEK merupakan kekuatan utama yang mampu menggerakkan globalisasi. Kemajuan iptek merupakan salah satu indikator dan parameter tinggi-rendahnya peradaban sebuah bangsa.
Di Negara-negara maju peranan IPTEK menjadi perhatian utama dalam menjawab permasalahan pembangunan bangsa dan meningkatan pertumbuhan ekonominya.
Pada negara maju, kebijakan ekonomi dan kebijakan IPTEK semakin terintegrasi dan diselaraskan untuk meningkatkan daya saing nasional. Hal tersebut bertolak belakang dengan yang terjadi pada Indonesia, Indeks daya saing Indonesia menurut global competiveness index (GCI) yang dimuat dalam The Global Competiveness Report 2008--2009 yang diterbitkan oleh World Economic Forum pada tahun 2008, menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat 55 dari 134 negara. Salah satu dari 12 pilar daya saing yang diukur oleh badan ini adalah daya inovasi suatu bangsa, yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 47.
Secara spesifik menurut laporan itu, daya inovasi Indonesia terkendala oleh beberapa hal, yaitu:
1. kapasitas inovasi nasional yang masih rendah
2. kolaborasi antara universitas, litbang, dan industri yang masih perlu dibangun
3. penggunaan paten sebagai alat perlindungan hak cipta penemu dan sekaligus alat untuk diseminasi teknologi yang perlu dibangun lebih baik
4. Kendala lain yang penting adalah dukungan pemerintah dalam bentuk pembelian teknologi canggih hasil litbang dalam negeri (government procurement of advanced technology product) yang masih rendah.
Tantangan yang nyata dan serius yang dihadapi oleh kepemimpinan di masa depan ialah tantangan membangun masyarakat berpengetahuan (knowledge society). Membangun masyarakat berpengetahuan adalah membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mempunyai visi dan wawasan IPTEK sebagai bekal untuk menghadapi masa yang akan datang. Tanpa berbekal visi dan wawasan IPTEK, akan sulit bagi bangsa Indonesia untuk bisa survive dalam memasuki era global yang penuh tantangan dan sangat kompetitif itu.
Sebetulnya Indonesia telah memiliki visi IPTEK tahun 2025 yang nampak ideal sesuai dengan cita-cita bangsa yang mengidamkan kehidupan masyarakat yang sejahtera. Visi IPTEK 2025 menyatakan bahwa IPTEK sebagai kekuatan utama peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan dan peradaban bangsa. Namun sayangnya visi itu sampai saat ini belum menjadi ruh bagi bergeraknya IPTEK di Indonesia.
Fakta-fakta tersebut di atas menunjukkan bahwa untuk meningkatkan IPTEK di Indonesia diperlukan upaya solutif yang komprehensif untuk mewujudkan secara nyata peran-peran kepemimpinan nasional untuk meningkatkan daya saing melalui peningkatan daya inovasi suatu bangsa. Penulis mendefinisikan tiga peran nyata kepemimpinan nasional untuk meningkatkan kemajuan IPTEK dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bangsa, meliputi:
- Menciptakan Kebijakan-kebijakan IPTEK yang segaris lurus dengan penciptaan kesejahteraan masyarakat
- Pelibatan pihak swasta khususnya anggaran anggaran penelitian dan pengembangan
- Merangsang peneliti untuk lebih giat dan aktif melakukan penelitian dan pengembangan IPTEK
Oke, bagamana menurut anda, apa peran nyata kepemimpinan nasional untuk meningkatkan IPTEK di Indonesia?
63 komentar:
kl menurut aq sebenarnya indo g kalah dg negra laib cuma, cuma bidang teknologi indonesia mang belum kelihatan dan belum adanya dukungan dari pemerintah
setuju sob
PR 4 here, want to exchange link, just add me and inform me ok
seharusnya kita bisa belajar banyak dr ngra2 asia yg lain..!!!
Thanks for sharing your opinion.I am very pleased to read after this superb blog.
Kalau kita mau berusaha dan tidak cepat puas mungkin kita unggul.
india itu didikan amerika..jadi iptek india lebih maju..
indonesia itu berusaha sendiri...sementara india di didik penuh oleh amerika..jadi indonesia agak terbelakang sekarang..
moga2 bangsa kita bisa lebih maju.
maju terus indonesia :)
Great info on {the topic of the blog}. It will guide many of the readers.
Thanks for posting this nice blog.
OK nih
Indonesia harus lebih maju lagi
gw percaya indonesia bisa lebih maju lagi di bidang IPTEK,, dukungan dari pemerintah penting banget tentunya.
Kalau soal kretivitas bidang teknologi sebetulnya Indonesia gak kalah...sayangnya kalau sudah dieksekusi dalam bentuk industri biasanya Indonesia agak lemah...
Narutopedia Express is exclusive encyclopedia about everything in naruto anime like character biographies, jutsu, hidden village, handseal, jinchuriki, akatsuki, and other skills
Kalau soal kretivitas bidang teknologi sebetulnya Indonesia gak kalah, tapi promosinya yang kurang. ini tanggung jawab siapa ya
buanyaaak orang indonesia yg pinter dan kreatif, tp sayangnya... tdk bisa sinergis. ini nih tugasnya pemerintah.
Asslm,,,,
Kunjungan Balik nih Sob,
Thanks ya udah Berkunjung ke Rumahku…hehehe
Rumahnya (Blognya…red) tambah oke aja,
Gak bosen deh saya sempatkan untuk Datang ke Sini lagi..!!
Sob saya punya Blog baru nih,
Sempatkan untuk berkunjung ya, ini Rumah Baruku…
http://kecantikanwajahkulit.blogspot.com
http://menurunkanasamurat.blogspot.com
http://carabuatanak.blogspot.com
Salam,,,
Sebaiknya kita sama2 untuk memajukan bangsa ini, bukan hanya membebankan ke pemerintah
salam kenal
gimana mau menguasai dunia...
toh di level asia saja kita ketinggalan jauh :(
@pulsagram, souvenir pernikahan: setuju, paling tidak melalui blog kita tunjukkan kemajuan Indonesia di bidang Iptek yang selaras dengan kesejahteraan masyarakat
Indonesia GITU LOCH !!! :)
I love indonesian people.
ayo maju...jgn mau kalah dengan Alay
hanya orang bodoh yg mau mengalah ama malingsit!!
Hhmm, memang tidak mudah menjadi pemimpin bagi orang-orang pintar. Lebih sulit lagi menyatukan visi dan memperjuangkan visi itu menjadi satu perjuangan bersama. Kalo boleh berkomentar, pendapat saya yang krusial adalah di poin 2 dan 4 dari laporan GCI di atas yang mesti mendapat perhatian utama, karena memang belum terlihat. Untuk solusi yang ditawarkan mas Sandhi, poin satu perlu penjabaran bersama sehingga masukan kepada pemimpin bangsa tidak sekedar wacana. Terlalu banyak inovasi IPTEK anak bangsa yang bahkan tidak bisa bertahan dalam persaingan bisnis dalam negeri, apalagi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kalo gak keliru Pres/Wapres kita pernah mengumpulkan seluruh pelaku bisnis untuk membuat draft perekonomian ke depan, mungkin perlu juga dilakukan untuk IPTEK.
indonesia tetap di hti,walau papun jg...
lamz knl bwt smuanya..
indonesia mmang tertinggal jauh dari india ya sob,.,.,.
Benar-benar mengharukan . . .
ga jugaa ahhh..jangan selalu menyalahkan pemerintah..
dimulai dari diri kita sendiri..kita berjuang untuk memajukan bangsa tercinta inii..hidup indonesia :)
klau menurut saya mah sebenarnya Indonesia g kalah bagusnyadengan negara lain dalam bdang IPTEK,cuma aja belum terlihat dominasinya. mungkin nyali mereka masih ciut u/ bersain denan negara lain
@rizky: aku setuju tuch mas... :)
@ilpeng: mantab benar ini infonya..
:)
salam kenal .
makasih buat infonya .
thanks .
sukses .
Saya pernah ikut seminar international India Indonesia sehubungan dengan masalah TI. Ya ampun...betapa tertinggalnya Indonesia !
hhm .
indonesia udda ketinggal jauh .
makasih buat infonya .
Begh, kalau Indonesia sih banyak masalah. Hampir seluruh rakyat Indonesia jadi masalahnya. Habis tiap elemen di negara ini sepertinya harus maunya yang jadi. Pemerintah sepertinya kurang kapasitasnya mengelola negara dengan rakyat seperti ini, sedang DPR sandiwara saja bagi saya. Pada akhirnya tetap mengurus kantong masing-masing. Jadi rakyat gak usah berharap sama yang di atas deh. Pokoknya situasi aman, nasib diusahain sendiri. Jangankan Presiden atau DPR.... Allah saja tidak akan mengubah nasib kaum yang tidak mau berusaha.
masalahnya pemimpin kita kurang memiliki rasa nasionalisme sob.
salam kenal .
uddah beda jauh banget india sama indonesia .
membaca seluruh blog, cukup bagus
Apa ini kebetulan atau apa ya.. Negara hasil jajahan Inggris pasti lebih maju dari jajahan Belanda. Mental mereka mental pembelajar. Walaupun negara miskin, rata2 orang India yang kesini pasti menjabat posisi bagus yang kebanyakan di bidang IT
Ya, saya setuju dengan anda.
ya,,btul saya setuju dengan anda,, maka dari itu kita harus memajukan negara kita ini negara indonesia..
indonesia memang negara besar,,kaya akan SDA namun hanya pengelolaannya yang kurang baik,,tapi menurut sya kita jangan terlalu membandingkan negara kita dngan negara lain..akan lebih baik jika kita berikan jalan keluar yang efektif menuju indonesia yang sejahtera,,,
tapi info yang diberikan sangat bermanfaat karena itu saya tahu betapa tertinggalnya indonesia dengan negara lain..
thanks ya...
hemmm pdahal sda dan sdm di indonesia begitu kaya dan melimpah..
makasih buat infonya
semoga nanti kita bisa mengejar ktertinggalan kita yang semakin jauh di bawah !!
Kita punya SDM yg hebat-2, tapi masalahnya pemerintah kita sistem manajemen dan administrasinya payah dan parah banget. Sehingga SDM dan SDA kita banyak yg tersia-2... :(
jelas saja Indonesia tertinggal, untuk akses internet aja lhoo kita uda tertinggal, bayangkan di ASEAN saja kita no 2 terendah dalam hal kecepatan koneksi internet
semoga saja indonesia menjadi yang terbaik.
semuanya dari kitanya juga yang harusnya bisa berkembang adanya kesadaran diri kita..biar kita ga cuma dukung aja tapi bener-bener terdukung dari hal yang kita lakuin.mudah-mudahan indonesia selalu berkembang lebih pesat
miris banget gan?
Trimakasih infonya .. :)
Trimakasih infonya .. :)
Trimakasih infonya .. :)
Trimakasih infonya .. :)
aneh bner gan
Trimakasih infonya .. :)
Trimakasih infonya .. :)
semoga saja perkembangan tekhnologi indonesia makin maju dan terus berkembang.
cukup mengaris bawahi artikel ini : "Tetapi keprihatinan itu muncul justru ketika pergerakan dampak perkembangan IPTEK memang tidak segaris lurus dengan penciptaan kesejahteraan masyarakat dalam kerangka kebijakan IPTEK secara nasional".
memang kemajuan di negara ini dibatasi dengan kesejahtaraan, kemajuan tidak akan bisa berkembang jika tingkat kesejahteraan masih dibawah garis....
bagus infonya
bagus infonya
Nice article gan, bener-bener memprihatinkan. Ada satu kendala lagi gan yakni masalah pendidikan yang ga mendukung...
di negara kita anak2 yang mempunyai talenta atau kelebihan jarang di perhatikan
kalo gak ada kesadaran dari individualisme sampai kapan pun Indonesia gak akan maju dengan pesat
Post a Comment
yth. pengunjung Blog Bisnis Online. Untuk Menjalin Silaturahmi, Setelah membaca mohon berkenan memberikan komentar disini atau sekedar ucapan terimakasih saja. 1 komentar maka 2 link untuk anda.